5.20.2008

Soal Matematika IPA


Luas daerah terarsir yang dibatasi oleh kurva P1: y = 2x^2, P2 : y = ½ x^2 dan garis seperti gambar adalah...

Mau kerja dengan integral??.
Coape' dehhhh!!!

nih triknya








Tinjau garis P1. Luas daerah antara P1 pd kuadran I, sb y, dan y=8 adalah
(2/3)*2*8 = 32/3

tinjau juga garis P2. Luas daerah antara P2 pd kuadran I, sb y, dan y=8 adalah
(2/3)*4*8 = 64/3

sehingga luas daerah antara P1 dan P2 serta y=8 pd kuadran I = (64/3)-(32/3)= 32/3.

klo pd kudran I dan II tinggal di kali 2 saja dapat 64/3


Read More..

Soal peluang

Berikut saya sajikan beberapa contoh soal-soal peluang. Selamat mempelajari.

01. Dua dadu dilempar bersama-sama. Probabilitas munculnya jumlah mata dadu 5 atau 9 adalah...
A. 1/4
B. 5/18
C. 1/3
D. 4/9
E. 2/3

02. Seorang pelatih volley pantai akan membentuk sebuah tim terkuat dari 8 pemain. Banyak cara membentuk tim itu adalah...
A. 4
B. 10
C. 28
D. 56
E. 80

03. Sepasang suami istri berencana memiliki 3 anak. Peluang untuk mendapatkan 2 anak laki-laki dan seorang perempuan adalah...
A. 5/8
B. 3/8
C. 1/3
D. 1/4
E. 1/6

04. Sebuah dadu dilempar sebanyak 120 kali. Frekuensi harapan munculnya mata dadu paling sedikit 3 adalah...
A. 20 kali
B. 30 kali
C. 40 kali
D. 60 kali
E. 80 kali

05. Dari angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 akan disusun bilangan yang terdiri dari 3 angka berbeda dan lebih dari 400. Banyaknya bilangan yang tersusun adalah...
A. 120
B. 110
C. 90
D. 60
E. 20

06. Peluang muncul 2 sisi gambar pada pelemparan 4 keping uang logam secara bersamaan adalah...
A. 1/4
B. 5/16
C. 7/16
D. 3/8
E. 1/2

07. Dari 6 anak ( 4 pria dan 2 wanita ) akan dipilih 3 orang untuk mengikuti kuiz. Banyaknya cara agar yang terpilih itu 2 pria dan 1 manita adalah...
A. 24
B. 20
C. 18
D. 15
E. 12


08. Pada pengambilan sebuah kartu Bridge. Peluang terambil kartu King Hitam atau kartu Keriting adalah...
A. 17/52
B. 15/52
C. 7/26
D. 1/4
E. 5/26

09. Peluang Si Amar lulus SPMB 0,6 dan peluang Si Amir tidak lulus SPMB 0,3. Peluang Si Amar dan Si Amir lulus SPMB adalah...
A. 0,42
B. 0,28
C. 0,18
D. 0,12
E. 0,09

10. Tujuh bendera Negara ASEAN akan dipasang berjajar. Jika Bendera Indonesia selalu berada di tengah, Malaysia dan Thailand berada di ujung, maka banyaknya cara memasang bendera-bendera tersebut adalah...
A. 720
B. 120
C. 96
D. 48
E. 24
Read More..

Menunda Nikah, Sebab dan Solusinya

Menikah merupakan sunnah (jalan hidup) para nabi dan rasul ‘alaihimus salam sebagaimana difir-mankan Allah Subhannahu wa Ta'ala ,
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan.” (Ar-Ra’d: 38)
Menikah juga merupakan nikmat Allah kepada hamba-hamba-Nya yang dengannya akan diperoleh maslahat dunia dan akhirat, pribadi dan masyarakat, sehingga Allah menjadikannya sebagai salah satu tuntutan syara’.


Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, “Dan kawinkan-lah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan.” (QS. 24:32)

Menunda nikah kalau kita perhatikan, kini telah menjadi sebuah fenomena di masyarakat yang cukup menarik perhatian berbagai kalangan. Penundaan tersebut memiliki beberapa sebab, di antaranya ada yang berkaitan dengan keluarga dan masya-rakat, ada pula yang terkait langsung dengan para pemuda dan pemudi sendiri.

Di bawah ini di antara sebab-sebab yang menjadikan para pemuda dan pemudi menunda nikah:

1. Lemahnya Pemahaman Syar’i Tentang Nikah.

Seseorang jika tahu bahwa sesuatu itu adalah ibadah, maka segala apa yang dihadapinya akan tampak lebih ringan. Halangan dan rintangan yang ada, meskipun berat akan dihadapi dengan lapang dada dan penuh kesabaran, sehingga urusan menjadi terasa lebih mudah.

Di dalam nikah, terdapat beberapa bentuk ibadah, di antaranya: Untuk menjaga para pemuda dan pemudi dari perbuatan negatif dan dosa dan untuk melahirkan generasi pilihan yang siap beribadah kepada Allah, mendirikan shalat, berpuasa dan berjuang di jalan-Nya.

2. Biaya yang Berlebihan

Angka rupiah yang melambung tinggi untuk biaya nikah terkadang menjadi momok tersendiri bagi para pemuda, sehingga hal itu menjadi beban bagi dirinya dan keluarganya.
Masalah ini biasanya lebih dikarenakan alasan adat, ikut-ikutan, gengsi atau mengikuti trends. Ini semua menyalahi ajaran Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam dan merupakan penghalang bagi pemuda-pemudi untuk menikah.

3. Terikat dengan Studi

Sebagian pemuda ada yang tidak memikirkan nikah sama sekali, kecuali setelah selesai studinya. Bahkan hingga tingkat pasca sarjana atau doktoral di luar negeri, hingga bertahun-tahun. Demikian pula dengan para pemudinya yang kuliah untuk dapat mengejar jenjang akademisnya, hingga mengabaikan masalah pernikahan.

4. Kekeliruan Cara Pandang Terhadap Pemuda Pelamar

Ketika ada seorang pemuda melamar gadis maka yang pertama ditanyakan adalah apa pekerjaannya dan berapa penghasilan atau gajinya. Dan karena penghasilan yang kurang besar, banyak para pemuda yang tidak diterima lamarannya, padahal tidak seharusnya demikian.

5. Banyaknya Pengaruh dari Orang Lain.

Baik itu dari tetangga, kerabat, teman atau sesama pemuda, padahal mereka bukanlah orang-orang yang faham ilmu syar’i. Orang-orang tersebut memberikan pertimbangan-pertimbangan yang kurang proporsional sehingga menjadikan lemah dan kendornya semangat untuk menikah.

6. Belum Ketemu yang Didambakan.

Ada sebagian pemuda yang menunda-nunda nikah karena mencari wanita yang betul-betul memenuhi kriteria impiannya, sempurna dari semua segi. Bahkan boleh jadi ada yang membatalkan lamaran karena si wanita tadi kurang tinggi beberapa senti saja. Demikian pula dengan pemudinya yang mendambakan laki-laki yang sempurna dari segala sisi, sehingga setiap ada pemuda yang melamar selalu ditolak karena tidak memenuhi kriteria yang didambakan.

7. Kurang Adanya Kerja Sama di Masyarakat.

Kerjasama di masyarakat untuk saling memberi informasi pemuda-pemudi yang siap menikah, dirasakan masih kurang.

8. Merebaknya Media yang Merusak

Seperti menampilkan acara-acara yang menggambarkan permasalahan-permasalahan rumah tangga, perteng-karan suami istri, antara istri dengan keluarga suami dan lain-lain. Hal ini berpengaruh, ketika seorang pemuda akan melamar, yaitu munculnya persangkaan negatif dan rasa curiga yang berlebihan.

9. Kurangnya Rasa Tanggung Jawab di Kalangan Pemuda.

Tidak adanya keseriusan seorang pemuda di dalam mengemban tang-gung jawab hidup, terkadang meru-pakan penghalang untuk menikah. Mereka merasa amat berat dan lemah menghadapi kehidupan, apalagi kehidupan rumah tangga. Karena mereka tumbuh dan terbiasa dalam kondisi santai, serba enak dan dimanja.

10. Banyaknya Media dan Tempat Hiburan.

Maraknya tempat-tempat hiburan dan tempat-tempat yang merusak, ditambah dengan sarana transportasi dan telekomunikasi yang tidak dimanfaatkan dengan benar menjadikan fitnah tersebar di mana-mana. Maka tak jarang pemuda atau pemudi asyik dan terlena dengan semua itu, sehingga tidak ada perhatian sama sekali terhadap nikah.

11. Budaya Hubungan Pranikah (pacaran)

Jika seorang pemuda mengikat hubungan dengan pemudi sebelum menikah, maka pada dasarnya sama saja dengan menjerumuskan diri ke dalam bahaya dan kesulitan. Hal ini juga berdampak kepada si gadis, ketika akan dilamar, maka mungkin dia menolak dengan alasan telah ada hubungan dengan pemuda lain, padahal sebenarnya pemuda tersebut bukanlah apa-apanya.

12. Keberatan Orang Tua terhadap Anak Gadisnya.

Terutama jika si anak memiliki penghasilan yang lumayan besar atau ia seorang anak yang berbakti, biasanya si orang tua berat hati melepasnya karena masih ingin mendapat perha-tian atau pelayanan darinya.

SOLUSI

Masalah menunda pernikahan bagi pemuda dan pemudi merupakan masalah yang cukup serius dan memiliki dampak negatif yang amat banyak. Maka sebagai jalan keluarnya dalam kesempatan ini disampaikan beberapa saran kepada masyarakat umum dan lebih khusus para orang tua dan walinya. Diantaranya yaitu:

Memberikan pengarahan secara intensif kepada masyarakat tentang tujuan menikah, kebaikan yang diperoleh, hukum dan adabnya. Hendaknya disampaikan secara sederhana dan dengan bahasa yang mudah. Tujuannya supaya dapat menghilangkan anggapan keliru seputar pernikahan masa muda.

Menyebarluaskan pernikahan para pemuda/pemudi dan memberikan pujian kepada mereka serta orang tuanya.

Senantiasa mengingatkan bahwa usia yang paling utama untuk menikah adalah di masa muda. Alangkah indah jawaban yang disampaikan oleh seseorang ketika ditanya, “Kapan usia yang tepat untuk menikah? Maka ia menjawab, “Kapan selayaknya seseorang itu makan? Maka orang tentu akan menjawab “ketika ia lapar”. Demikian pula ketika seorang remaja telah melewati masa baligh, maka itulah waktu yang sangat pas untuk menikah karena tuntutan kebutuhan fithrah dan sebagai penjagaan dari berbagai perilaku negatif.

Memberikan dorongan dan anjuran kepada para orang tua dan kerabat agar menikahkan putra-putrinya di usia muda serta memperingatkan akan bahaya dan dampak negatif dari menunda-nundanya.

Membiasakan agar tidak bermewah-mewahan di dalam mengadakan walimah, sebab hal ini sering menjadi masalah bagi para pemuda yang ingin menikah. Nabi telah bersabda, ”Adakan walimah meski hanya dengan seekor kambing!” Jelas sekali bahwa walimah tidak harus memaksakan diri dengan sesuatu yang serba mewah.

Mengajak kepada masyarakat agar memberikan keringanan dalam mahar (maskawin).

Senantiasa memberikan dorongan dan anjuran untuk menikah, karena ia merupakan salah satu sunnah Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam.

Hendaknya bagi orang yang memiliki kelebihan dan keluasan harta supaya memberikan bantuan kepada saudara, teman atau kerabatnya yang membutuhkan biaya pernikahan demi untuk menjaga para pemuda dan pemudi dari hal-hal yang negatif. Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz dan Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin-semoga Allah merahmati beliau berdua memperbolehkan penyaluran dana zakat untuk membantu para fakir miskin yang membutuhkan biaya pernikahan khusus untuk membayar mahar dan biaya pernikahan saja.

Menganjurkan para pemuda, baik melalui teman-temannya atau kerabatnya supaya memberikan dorongan untuk menikah. Juga menganjurkan para wali agar bersegera menikahkan putrinya atau para gadis yang berada dalam tanggungannya.

Memberikan kabar gembira bahwa menikah merupakan salah satu sebab dibukanya pintu rizki, sebagaimana disabdakan Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam ,“Tiga orang yang akan dijamin pertolongan dari Allah: Orang menikah karena ingin menjaga diri, mukatib (hamba sahaya yang ingin memerdekakan diri) yang menepati janjinya dan orang yang berperang di jalan Allah.”

Memperingatkan para pemuda untuk tidak menyianyiakan harta dan agama, berfoya-foya dan senang-senang, suka melancong dan menghambur-hamburkan uang. Ingatkan pula bahwa menikah itu tidaklah membutuhkan biaya yang sangat besar, bahkan boleh jadi biaya yang digunakan sekali jalan dalam melancong adalah lebih besar daripada biaya pernikahan.

Bagi yang telah lebih dahulu menikah hendaklah memberikan pengarahan yang logis dengan penuh hikmah kepada para pemuda. Jangan-lah terlalu idealis di dalam memilih pendamping hidup, cukuplah sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam menjadi acuan di dalam hal memilih istri. Beliau mengatakan bahwa wanita dinikahi karena empat hal dan beliau menjadikan yang paling utama adalah yang baik agamanya.

Memperingatkan keluarga dan kerabat agar jangan menunda-nunda pernikahan putri-putrinya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam pernah bersabda kepada shahabat Ali Radhiallaahu anhu, “Tiga perkara wahai Ali, janganlah engkau menunda-nunda,” shalat jika telah masuk waktunya, jenazah bila telah siap dishalatkan, wanita sendirian jika telah ada jodoh-nya.” (HR. Ahmad)

Membentuk keluarga dan ling-kungan yang baik dan islami yang mengerti dan bersungguh-sungguh dengan ajaran Islam. Sehingga dampak-nya adalah akan memberikan dukungan yang besar terhadap berkembangnya ajaran dan sunnah Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam termasuk salah satunya adalah menikah.

Memperingatkan para ibu dan bapak agar bersegera menikahkan putra-putrinya jika telah siap. Karena menundanya terkadang akan memberi-kan dampak negatif berupa penyimpangan moral atau terjadinya hubungan yang diharamkan. Dan sebagai orang tua tentu juga memperoleh dosa akibat kelalaian yang diperbuatnya.

Read More..

Tahap-Tahap Penyesatan Setan

Syaithan adalah musuh sejati Bani Adam, maka hendaklah manusia berhati-hati serta waspada terhadap segala tipu daya yang mereka lancarkan untuk menyesatkan manusia. Di antara jurus dan tipu daya yang mereka lancarkan ialah melalui celah perbuatan dosa dan maksiat dengan berbagai tingkatannya.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah di dalam kitabnya Madaarijus Saalikin telah menjelaskan beberapa jurus dan tipu daya syaitan dalam menjerumuskan manusia. Berikut ini langkah-langkah syaitan dalam menyesatkan manusia:

Pertama: Kekufuran dan Kesyirikan

Yaitu ajakan syaitan kepada manusia agar kufur kepada Allah subhanahu wata’ala, keluar dari agama-Nya dan mengingkari sifat-sifat-Nya. Di antara bentuk kekufuran yang terkadang masih samar bagi kebanyakan manusia adalah ajakan berbuat kesyirikan.

Syirik merupakan ajakan dan tipu daya syaitan yang terbesar untuk menyesatkan manusia, karena syaitan menyadari dosa syirik tidak akan di ampuni oleh Allah subhanahu wata’ala.

Apabila syaitan itu menang dan mampu menggelincirkan manusia dalam langkah ini, maka permusuhan antara dia dengan manusia akan berkurang. Dia akan menjadikan bani Adam yang menyambut ajakan dan seruannya tersebut sebagai bala tentaranya (agen-agen syaitan), akan tetapi di hari Kiamat nanti syaitan akan berlepas diri dari tanggung jawabnya terhadap manusia.

Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Dan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, syaitan berkata, “Sesung-guhnya Allah telah menjanjikan kepada-mu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tiada kekuasaan bagiku terhadapmu, melain-kan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu menjadikan aku sekutu (bagi Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya hamba-hamba yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (QS. Ibrahim: 22)

Akan tetapi, jika manusia selamat dan tidak tertipu dengan tipu dayanya ini karena mendapatkan ilmu dan hidayah dari Allah subhanahu wata’ala, maka syaitan akan berusaha menempuh langkah berikutnya:

Ke Dua: Berbuat Bid’ah

Apabila syetan gagal menyesatkan manusia dengan cara yang pertama, yakni kemusyrikan maka dia akan berusaha menyesatkan manusia dengan cara yang lain, yaitu melalui celah kebid'ahan. Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim mengetahui perbedaan antara sunnah dengan bid'ah. Bujukan dan ajakan syaitan dalam langkah yang ke dua ini, bisa dengan cara meyakini sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran yang dengan hal itu Allah subhanahu wata’ala telah mengutus para rasul-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya, yaitu dengan cara membujuk manusia tersebut agar beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala dengan cara-cara yang tidak diizinkan oleh-Nya.

Dalam hal ini Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Bid'ah lebih disenangi oleh Iblis daripada perbuatan maksiat, karena pelaku maksiat biasanya bertaubat, sedangkan pelaku bid'ah tidak bertaubat.”

Apabila manusia itu selamat dari bujukan dan tipu daya yang ke dua ini dan dia mampu melawannya dengan cahaya Sunnah, berpegang teguh dengannya, mengikuti dan berjalan di atas manhaj salaf yaitu generasi terbaik dari ummat ini dari kalangan para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka syaitan akan menempuh langkah yang ke tiga.

Ke Tiga: Dosa Besar

Apabila syaitan merasa gagal menjerumuskan manusia lewat jalan kebid'ahan dalam agama, maka dia akan menempuh cara yang lain yaitu mengajak manusia untuk berbuat dosa besar. Syaitan sangat bernafsu untuk menjatuhkan seorang insan ke dalam dosa besar. Jika dia seorang alim yang menjadi panutan ummat, maka nantinya dosa yang dia perbuat tersebar di kalangan ummat, sehingga ummat akan lari dan tidak lagi mau mengambil ilmu darinya. (Tafsir Qayyim hal. 613)

Sahabat yang mulia Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, berkata, “Dosa besar adalah setiap dosa yang Allah tutup akhirnya dengan ancaman neraka, murka, laknat dan adzab-Nya.” (Tafsir Ath-Thabari 5/41).

Maka sudah semestinya setiap muslim untuk menjauhi dosa-dosa besar, agar selamat dari laknat Allah dan ancaman adzab-Nya. Perhatikanlah firman Allah subhanahu wata’ala berikut ini, artinya,
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang untuk mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia(surga).” (QS. An-Nisa`: 31)


Imam Adz-Dzahabi rahimahullah menuturkan, “Berdasarkan nash ini, Allah menjamin akan memberikan jaminan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar untuk memasukkannya ke dalam surga.” (Al-Kabaair tahqiq Sayyid Ibrahim, hal 13)

Orang mukmin yang melakukan dosa besar adalah orang mukmin yang keimanannya sedang menurun. Apabila dia meninggal dunia dalam keadaan tidak bertaubat dari dosanya, maka perkaranya dikembalikan kepada Allah subhanahu wata’ala. Jika Allah berkehendak mengadzabnya, maka Dia akan mengadzabnya sesuai dengan dosa yang dia perbuat, kemudian dimasukkan ke dalam surga. Jika Allah subhanahu wata’ala berkehendak mengampuni, maka Dia akan mengampuni dan tidak menyiksanya.

Inilah langkah ke tiga yang ditempuh oleh syaitan, apabila dengan cara ini dia tidak mampu menjerumuskan manusia, maka syaitan itu akan mengambil langkah yang ke empat, yaitu melakukan dosa-dosa kecil.

Ke Empat: Dosa Kecil

Apabila syaitan telah putus asa untuk menjerumuskan manusia ke dalam dosa besar, maka dia akan membujuknya untuk melakukan dosa-dosa kecil yang apabila terkumpul pada diri manusia, maka dapat membinasa-kannya. (Tafsir Qayyim hal. 613)

Banyak sekali hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang memberikan peringatan akan bahaya dosa-dosa kecil. Diriwayatkan dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berkata kepadaku,
“Wahai 'Aisyah, waspadalah dari meremehkan amalan-amalan, karena ssungguhnya amalan itu akan dituntut pertanggungjawabannya di hadapan Allah kelak.” (HR. Abu Dawud, Darimi, Ibnu Hibban, Ahmad dan dishahihkan oleh Syekh Al-Albani)

Imam Ibnu Baththal rahimahullah berkata, “Dosa-dosa kecil apabila banyak dan dilakukan terus menerus bisa menjadi besar.” (Fathul Bari 11/337)

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Setan akan senantiasa membujuk manusia untuk melakukan dosa kecil hingga dia menganggap enteng dosa tersebut, maka orang berbuat dosa besar dengan rasa takut masih lebih baik ketimbang orang yang meremehkan dosa walaupun kecil.” (Tafsir Qayyim hal. 613).

Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Seorang mukmin hendaklah menyikapi dosanya bagaikan orang yang sedang duduk di bawah gunung besar yang nyaris menimpanya, sedangkan orang yang fajir melihat dosanya bagaikan lalat yang hinggap di hidungnya sekali kibas ia akan terbang.” (riwayat al-Bukhari)
Read More..

Gurau dan Canda Rasulullah SAW

Rasulullah SAW bergaul dengan semua orang. Baginda menerima hamba, orang buta, dan anak-anak. Baginda bergurau dengan anak kecil, bermain-main dengan mereka, bersenda gurau dengan orang tua. Akan tetapi Baginda tidak berkata kecuali yang benar saja.

Suatu hari seorang perempuan datang kepada beliau lalu berkata,
"Ya Rasulullah! Naikkan saya ke atas unta", katanya.
"Aku akan naikkan engkau ke atas anak unta", kata Rasulullah SAW.
"Ia tidak mampu", kata perempuan itu.
"Tidak, aku akan naikkan engkau ke atas anak unta".
"Ia tidak mampu".
Para sahabat yang berada di situ berkata,
"bukankah unta itu juga anak unta?"

Datang seorang perempuan lain, dia memberitahu Rasulullah SAW,
"Ya Rasulullah, suamiku jatuh sakit. Dia memanggilmu".
"Semoga suamimu yang dalam matanya putih", kata Rasulullah SAW.
Perempuan itu kembali ke rumahnya. Dan dia pun membuka mata suaminya. Suaminya bertanya dengan keheranan, "kenapa kamu ini?".
"Rasulullah memberitahu bahwa dalam matamu putih", kata istrinya menerangkan. "Bukankah semua mata ada warna putih?" kata suaminya.

Seorang perempuan lain berkata kepada Rasulullah SAW,
"Ya Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar aku dimasukkan ke dalam syurga". "Wahai ummi fulan, syurga tidak dimasuki oleh orang tua".
Perempuan itu lalu menangis.
Rasulullah menjelaskan, "tidakkah kamu membaca firman Allah ini,

"Serta kami telah menciptakan istri-istri mereka dengan ciptaan istimewa, serta kami jadikan mereka senantiasa perawan (yang tidak pernah disentuh), yang tetap mencintai jodohnya, serta yang sebaya umurnya".

Para sahabat Rasulullah SAW suka tertawa tapi iman di dalam hati mereka bagai gunung yang teguh. Na'im adalah seorang sahabat yang paling suka bergurau dan tertawa. Mendengar kata-kata dan melihat gelagatnya, Rasulullah turut tersenyum.
Read More..

Sumber-Sumber Pengetahuan

Dalam sejarah manusia, ada banyak cara yang ditampuh dalam mencari jawaban atas persoalan yang mereka hadapi.
Sumber-sumber pengetahuan ini dikelompokkan menjadi lima:
1. Pengalaman
2. otoritas
3. cara berpikir deduktif
4. cara berpikir induktif
5. pendekatan ilmiah

1. Pengalaman
Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak diketahui dan digunakan orang. Berdasarkan pengalaman pribadi seseorang dapat menemukan jawaban atas banyak persoalan yang dihadapinya. Andaikata kita tidak dapat mengambil manfaat dari pengalaman itu, mungkin kemajuan akan sangat terlambat.
Meski demikian pengalaman sebagai sumber kebenaran, mempunyai keterbatasan. Ada kalanya pengaruh suatu kejadian terhadap seseorang, akan bergantung kepada siapa orang itu. Dua oang yang mengalami situasi yang sama mungkin akan memperoleh pengalaman yang berbeda.
Kelemahan lain dari pengalaman ialah bahwa seringkali seseorang perlu mengetahui hal-hal yang tidak dapat dipelajari/diketahui lewat pengalaman sendiri. Seorang guru, melalui pengalamannya, dapat mengetahui jumlah keseluruhan murid dalam suatu kelas pada suatu hari, tetapi ia tidak dapat menghitung secara pribadi jumlah penduduk Indonesia seluruhnya.

2. Wewenang
Wewenang atau otoritas maksudnya orang mencari jawaban peranyaan itu dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman dalam al itu, atau yang mempunyai sumber keahlian lainnya. Apa yang dikerjakan oleh orang yang kita ketahui mempunyai wewenang itu, kita terima sebagai suatu kebenaran. Seseorang siswa akan membuka kamus untuk mengetahui arti kata-kata asing. Untuk mengetahui jumlah penduduk Indonesia misalnya, orang akan melihat laporan biro pusat statistic Indonesia.
Walaupun wewenang merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan kita yang sangat berguna, kita tidak boleh melupakan pertanyaan, “ bagaimana orqang yang dianggap mempunyai wewenang itu mengetahui hal itu ?”.
Erat hubungannya dengan wewenang adalah kebiasaan dan tradisi. Para pendidik menganggap praktek-praktek di masa lalu sebagai pedoman yang dapat dipercaya, tapi terungkap bahwa banyak tradisi yang telah berlangsung bertahun-tahun lamanya kemudian terbukti salah dan harus ditolak.
Kelemahan dari wewenang. Pertama, orang-orang yang berwenang itu juga bisqa salah, juga orang yang dianggap berwenang itu berbeda pendapat tentang beberapa masalah.

3. Cara berpikir deduktif
Cara berpikir deduktif yang diperkenalan oleh Aroistoteles dan pengikutnya dirumuskan sebagi proses berpikir yag bertolah pada pernyataan yang sifatnya umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu. Hal ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme, yang terdiri atas:
a. dasar pikiran utama (premis mayor)
b. dasar pikiran kedua (premis minor)
c. kesimpulan
dalam berpikir deduktif, jika dasar pikirannya benar, maka kesimpulan pasti benar. Karena memungkinkan seseorang menyusunpremis-premis menjadi pola-pola yang dapat memberikan bukti-bukti kuat bagi kesimpulan yang sahih (valid). Deduksi dari teori dapat menghasilkan hipotesis, suatu bagian vital dalam penyelidikan ilmiah.
Akan tetapi, juga memiliki keterbatasan. Kesimpulan silogisme tidak pernah melampaui isi premis-premisnya. Karena selalu merupakan perluasan dari pengetahuan yang sudah ada sebelumnya, sehingga dalam penyelidikan ilmiah sulit menentukan kebenaran universal dari berbagai penyataan mengenai gejala ilmiah.

4. cara berpikir induktif
Francis Bacon (1561-1626) berpendapat bahwa para pemikir hendaknya tidak merendahkan diri begitu saja dengan menerima premis orang yang punya otoritas sebagai kebenaran mutlak. Ia yakin seseorang penyelidik dapat membuat kesimpulan umum berdasarkan fakta yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung. Pendekatan ini dikenal sebagai cara berpikir induktif, yang merupakan kebalikan dari proses metode deduktif. Perbedaanya dalam contoh sebagai berikut.
*Deduktif : setiap binatang menyusui mempunyai paru-paru.
Kelinci adalah binatang menyusui.
Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru.
*Induktif : setiap kelinci yang pernah diamati mempunyai paru-paru.
Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru.

Kesimpulan induktif hanya dapat mutlak apabila kelompok yang menjadi objek itu kecil. Maka kita biasanya memakai induksi tak sempurna. Dalam sistem ini, orang mengamati sample suatu kelompok kemudian membuat kesimpulan tentang karakteristik seluruh kelompok itu berdasarkan sample tersebut. Sekalipun induksi tak-sempurna tidak memungkinkan kita mencapai kesimpulan yang tak bisa salah, induksi tak-sempurna ini dapat memberikan informasi meyakinkan yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan yang masuk akal.

5. pendekatan ilmiah
Penggunaan induksi secara eksklusif menyebabkan pengetahuan dan informasi terpisah-pisah, sehingga tidak banyak mendorong kemajuan pengetahuan. Sehingga muncul metode baru yaitu metode induktif-deduktif atau pendekatan ilmiah yang menggabungkan aspek-aspek paling penting dari metode induktif dan deduktif.
Pendekatan ilmiah biasanya dilukiskan sebagai proses dimana penyelidik secara induktif bertolak dari pengamatan mereka menuju hipotesis. Kemudian secara deduktif peneliti bergerak dari hipotesis ke implikasi logis hipotesis tersebut. Kemudian menarik kesimpulan mengenai akibat yang akan terjadi apabila hubungan yang diduga itu benar. Apabila implikasi yang diperoleh secara deduktif ini sesuai dengan pengetahuan yang sudah diterima kebenarannya, maka selanjutnya implikasi tersebut diuji dengan data empiris (yang dikumpulkan). Berdasarkan bukti-bukti ini, maka hipotesis ini dapat diterima atau ditolak.
Penggunaan hipotesis merupakan perbedaan utama antara pendekatan ilmiah dan cara berpikir induktif. Dengan cara induktif kita melakukan pengamatan terlebih dahulu dan baru kemudian menyusun informasi yang diperoleh. Pada umumnya dianggap bermanfaat kalau pendekatan ilmiah disajikan sebagai suatu rangkaian langkah yang harus diikuti. Perumusan secara pasti tentang langkah tersebut mungkin akan berbeda antara satu pengarang dengan pengarang yang lain.
Langkah langkah dalam pendekatan ilmiah adalah sebagai berikut:
1) Perumusan masalah
Penyelidikan ilmiah bermula dari suatu masalah persoalan yang memerlukan pemecahan. Ciri penting suatu persoalan yang dapat diselidiki secara ilmiah, persoalan tersebut harus dapat dirumuskan sedemkian rupa, sehingga dapat dijawab dengan pengamatan dan percobaan di dunia ini.
2) Pengajuan hipotesis
Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang masalah itu. Sehingga mengharuskan membaca bahan bacaan yang berkaitan dengan masalah itu dan berpikir lebih mendalam lagi.
3) Cara berpikir deduktif
Melalui proses berpikir deduktif, implikasi hipotesis yang diajukan itu, yaitu apa yang akan diamati jika hipotesis tersebut benar ditetapkan.
4) Pengumpulan dan analisis data
Hipotesis atau lebih tepatnya implikasi yang diperoleh melalui deduksi, diuji dengan jalan mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan masalah yang diselidiki melalui pengamatan, tes, dan eksperimentasi.
5) Penerimaan dan penolakan hipotesis
Setelah data dikumpulkan, maka hasilnya dianalisis untuk menetapkan apakah penyelidikan memberikan bukti-bukti yang mendukung hipotesis atau tidak. Sseseorang akan menyimpulkan bahwa bukt-bukti yang diperoleh mendukung atau tidak mendukung hipotesis.
Read More..

5.17.2008

soal deret geometri

Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 60 cm. Setiap menyentuh lantai, bola terpantul sejauh ½ dari ketinggian sebelumnya. Begitu seterusnya sampai bola berhenti di permukaan lantai. Berapa panjang lintasan yang ditempuh bola tersebut dari awal sampai berhenti? Bagaimana caranya ya?

Pasti lebih dari 90 cm. Pertama 60, 30, 15,….

Pasti lebih dari 120 cm. Pertama 60 (turun), 30 (naik), 30 (turun), 15 (naik), ….

Tebakan yang bagus! Tapi berapa tepatnya?

Untuk menyelesaikan soal ini kita perlu memahami teori deret tak hingga. Dalam deret tak hingga berlaku rumus:

S = a /(1-r)

S: jumlah seluruh suku

a: suku pertama

r: rasio/perbandingan suku ke-2 dengan suku ke-1 atau yang ekivalen

Dalam contoh soal di atas terdapat dua deret: deret bola turun dan deret bola naik (terpantul). Deret bola turun adalah

Sturun = 60 + 30 + 15 + 7,5 + ….

= a/(1-r) = 60/(1- ½ ) = 60 / ½ = 120.

O, iya. Dalam soal ini r = ½ seperti disebut dalam soal. Deret bola naik adalah

Snaik = 30 + 15 + 7,5 + ….

= a/(1-r) = 30/ ( 1 – ½ ) = 30/ ½ = 60.

Jadi, panjang seluruh lintasan adalah jumlah dari lintasan turun di tambah lintasan naik.

Kita peroleh

S = Sturun + Snaik

= 120 + 60
= 180 cm (Selesai).

ada nga' yang lebih cepat?

pertanyaan ini wajar jika dilontarkan oleh sebahagian siswa-siswa apalagi yang mo ikut UMN PTN,

jawabnya ada
coba deh perhatikan.

S = {(1+2)/(2-1)}x 60 cm
= 180 cm
Selesai
Read More..

soal statistik

Di kelas A terdiri dari 40 siswa memperoleh nilai rata-rata matematika 65. Sedangkan kelas B yang terdiri dari 35 siswa memperoleh nilai rata-rata 80. Berapakah nilai rata-rata gabungan kelas A dan kelas B?

Pertama; Untuk menghitung rata-rata kita perlu mengetahui total seluruh nilai dibagi dengan total seluruh siswa.

Total nilai kelas A =
= rata-rata kelas A x banyaknya siswa A
= 65 x 40 = 2600

Total nilai kelas B =
= rata-rata kelas B x banyaknya siswa B
= 80 x 35 = 2800

Total seluruh nilai = N
= total nilai kelas A + total nilai kelas B
= 2600 + 2800
= 5400

Sedangkan total seluruh siswa = S
= siswa kelas A + siswa kelas B
= 40 + 35 = 75

Kita peroleh, rata-rata gabungan =
= Total seluruh nilai / total seluruh siswa
= N/S
= 5400/75
= 72 (Selesai)

Adakah cara lain yang lebih sederhana?
Tentu ada. Gunakan pergeseran data. Misalnya, geser 65 menjadi 0.

Kedua; Geser 65 menjadi 0. Dan 80 menjadi 15.
Rata-rata =
= ([0 x 40] + [15 x 35]) / 75
= 7

Rata-rata sebenarnya = 7 + 65 = 72 (Selesai).
Read More..

Ayat Yang Paling Ditakuti Oleh Ulama

Betapa kurang ajarnya tingkah pemuda Yahudi Bani Qainuqa' di Madinah. Pemuda-pemuda bejat akhlaqnya itu menarik-narik kain seorang perempuan yang sedang berjual beli dengan mereka. Betapa sadisnya kebiadaban Yahudi Bani Nadzir di Madinah yang ingin menjatuhkan batu besar ke diri Rasulullah, Muhammad n. Dan betapa liciknya kemunafikan Yahudi Bani Quraiddhah yang mengadakan permufakatan rahasia dengan kafir Quraisy ketika perang Khandaq, di mana kaum muslimin dipimpin Rasulullah berada di dalam parit.

Bejatnya akhlaq, sadisnya tingkah dan liciknya hati busuk, semuanya telah mewabah pada darah daging mereka orang-orang Yahudi Bani Israel. Dan penyakit akhlaq yang sampai memuncak itu tentunya ada bibit-bibit penyakitnya. Bukan sekadar kuman akhlaq yang ringan, tetapi kuman yang berbahaya. Dan kuman itu tidak hanya sekali datang berlalu, namun sekali datang dan datang lagi, bahkan senantiasa diusahakan datang. Apa itu? "Aklihimus suht". Makanan mereka haram.

Di dalam Al-Quran ditegaskan oleh Allah:
“Dan engkau akan melihat kebanyakan dari mereka (orang Yahudi) berlomba-lomba dengan dosa dan permusuhan dan mema-kan yang haram. Sungguh buruklah apa yang mereka kerjakan”. (Al-Maidah : 62).

Kenapa yang jadi bibit penyakitnya makanan haram? Jelas. Mereka memiliki energi, tenaga untuk berbuat adalah karena makanan. Lantas, mereka berbuat aneka usaha, arahnya adalah mencari makan. Jadi makanan di sini ibarat terminal, tempat berangkat dan sekaligus tempat tujuan. Kalau makanan itu sudah jelas-jelas haram dan itulah yang menjadi pangkal mereka berbuat, maka kebaikan apa yang perlu mereka perjuangkan dengan modal makanan haram itu? Tidak mungkin mereka memburu kebaikan dengan umpan yang dimiliki berupa modal makanan haram. Maka tidak mungkin pula mereka berhati-hati untuk memperhitungkan mana yang halal dan mana yang haram dalam memburu sasaran yang tak lain adalah makanan pula. Ibarat orang yang memang sudah memakai baju kotor untuk membengkel, mana mungkin ia menghitung-hitung mana tempat yang bersih dan mana yang kotor. Toh tempat yang bersih ataupun kotor sama saja, bahkan lebih perlu menyingkiri tempat yang bersih, karena nanti harus bertugas membersihkan tempat itu kalau kena kotoran dari bajunya.

Singkatnya, dengan modal bekal makanan haram, perbuatan-nya pun cenderung menempuh jalan haram, dan hasilnya pun barang haram, kemudian dimakanlah hasil yang haram itu untuk bekal berbuat yang haram lagi dan seterusnya.

Moral buruk dan makanan haram

".....Sungguh buruklah apa yang mereka kerjakan!" Ini penegasan Allah SWT.
Perbuatan mereka itu jelas dicap sebagai keburukan. Namun bukan sekadar mandeg/berhenti sampai perbuatan mereka itu saja sirkulasinya. Tidak. Dalam contoh kasus ini, yang berusaha mencari makanan haram tentunya adalah orang tua, penanggung jawab keluarga. Tetapi yang memakan hasilnya, makanan haram, berarti seluruh keluarga yang ditanggung oleh pencari harta haram itu. Dan ternyata, betapa bejatnya akhlaq/moral pemuda-pemuda alias anak-anak mereka yang diberi makan dengan makanan haram itu. Pemuda-pemuda itu sampai begitu lancangnya, menarik-narik kain perempuan di pasar saat berjual beli.

Mungkinkah pemuda-pemuda tersebut sebejat itu kalau mereka ditumbuhkan dengan makanan halal, mereka lihat orang tuanya shaleh, lingkungannya baik-baik dan terjalin ukhuwah/ persaudaraan dengan baik? Sebaliknya, mungkinkah dengan modal makanan haram itu orang tua menunjukkan "baiknya" perbuatan jahat mereka (yang sudah ketahuan memburu barang haram), menampakkan ketulusan hati (yang sudah ketahuan rakus terhadap barang haram) dan menasihati dengan amalan baik-baik (sedang dirinya jelas melanggar)? Tidak mungkin. Maka tumbuh dengan suburlah generasi penerus mereka itu dengan pupuk-pupuk serba haram dan jahat. Itulah.

Orang alim agama ada yang lebih parah

Sikap seperti itu sungguh parah. Tetapi, masih ada yang lebih parah. Karena yang lebih parah ini bahkan menyangkut orang-orang pandai dan pemuka agama, maka Allah SWT mengecamnya cukup diawali dengan bentuk pertanyaan.

“Mengapa orang-orang alim mereka, dan pendeta-pendeta mereka (Yahudi) tidak melarang mereka mengucapkan perkataan dosa dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.” (Al-Maidah : 63).

Kita dalam hal diamnya para alim dan pemuka agama di kalangan Yahudi itu bisa juga menduga-duga kenapa mereka tidak mencegah perkataan dosa dan makan haram. Dugaan itu akan membuat perasaan bergetar, kalau sampai mereka yang alim dan pemuka agama di kalangan Yahudi itu bahkan antri ikut makan haram.

Maka ayat tersebut, bagi Ibnu Abbas (sahabat Nabi n yang ahli tafsir Al-Quran) adalah celaan yang paling keras terhadap ulama yang melalaikan tugas mereka dalam menyampaikan da'wah tentang larangan-larangan dan kejahatan-kejahatan. Bahkan Ad-Dhohhaak berkata, tidak ada ayat dalam Al-Quran yang lebih aku takuti daripada ayat ini.

Tidak kurang dari itu, bahkan cercaan Allah itu lebih penting untuk disadari oleh ulama Islam, bukan sekadar cerita cercaan terhadap pendeta-pendeta Yahudi.
Read More..

Tiga Landasan Utama

Oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

Akhi (Saudaraku). Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda. Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu :
[1] Ilmu, ialah mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam berdasarkan dalil-dalil.
[2] Amal, ialah menerapkan ilmu ini.
[3] Da'wah, ialah mengajak orang lain kepada ilmu ini.
[4] Sabar, ialah tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu, mengamalkannya dan berda'wah kepadanya.
Dalilnya, firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Demi masa. Sesungguhnya setiap manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, melakukan segala amal shalih dan saling nasihat-menasihati untuk (menegakkan) yang haq, serta nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar". [Al-'Ashr : 1-3].

Imam Asy-Syafi'i [1] Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Seandainya Allah hanya menurunkan surah ini saja sebagai hujjah buat makhluk-Nya, tanpa hujjah lain, sungguh telah cukup surah ini sebagai hujjah bagi mereka".
Dan Imam Al-Bukhari [2] Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Bab Ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan".

Dalilnya firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Maka ketahuilah, sesungguhnya tiada sesembahan (yang haq) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu". [Muhammad : 19]

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu (berpengetahuan) .... .." [3] sebelum ucapan dan perbuatan.

Akhi (Saudaraku). Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda. Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini :

[1] Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan yang memberi rizki kepada kita. Allah tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita seorang rasul, maka barangsiapa mentaati rasul tersebut pasti akan masuk surga dan barangsiapa menyalahinya pasti akan masuk neraka.

Allah Ta'ala berfirman :"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu seorang rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus kepada Fir'aun seorang rasul, tetapi Fir'aun mendurhakai rasul itu, maka Kami siksa ia dengan siksaan yang berat". [Al-Muzammil : 15-16]

[2] Bahwa Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekat atau dengan seorang nabi yang diutus manjadi rasul. Allah Ta'ala berfirman :"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorang-pun di dalamnya disamping (menyembah) Allah". [Al-Jinn : 18]

[3] Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah, tidak boleh bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu keluarga dekat.

Allah Ta'ala berfirman :

"Artinya : Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah mantapkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya dan mereka akan dimasukkan-Nya ke dalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung". [Al-Mujaadalah : 22]

Akhi (Saudaraku). Semoga Allah mebimbing anda untuk taat kepada-Nya.

Ketahuilah, bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh umat manusia dan hanya itu sebenarnya mereka diciptakan-Nya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku". [Adz-Dzaariyaat : 56]

Ibadah dalam ayat ini, artinya : Tauhid. Dan perintah Allah yang paling agung adalah Tauhid, yaitu : Memurnikan ibadah untuk Allah semata-mata. Sedang larangan Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu : Menyembah selain Allah di samping menyembah-Nya. Allah Ta'ala berfirman :

"Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya". [An-Nisaa : 36]

Kemudian, apabila anda ditanya : Apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh manusia ? Maka hendaklah anda jawab : Yaitu mengenal Tuhan Allah 'Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan mengenal Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.


MENGENAL ALLAH 'AZZA WA JALLA

Apabila anda ditanya : Siapakah Tuhanmu ? Maka katakanlah : tuhanku adalah Allah, yang memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala ni'mat yang dikaruniakan-Nya. Dan dialah sembahanku, tiada sesembahan yang haq selain Dia.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Artinya : Segala puji hanya milik Allah Tuhan Pemelihara semesta alam". [Al-Faatihah : 1]

Semua yang ada selain Allah disebut alam, dan aku adalah salah satu dari semesta alam ini.
Selanjutnya jika anda ditanya : Melalui apa anda mengenal Tuhan ? Maka hendaklah anda jawab : Melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah : malam, siang, matahari dan bulan. Sedang di antara ciptaan-Nya ialah : tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala mahluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya.

Firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah kamu bersujud kepada matahari dan janganlah (pula kamu bersujud) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu benar-benar hanya kepada-Nya beribadah" [Fushshilat : 37]

Dan firman-Nya :

"Artinya : Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang, senantiasa mengikutinya dengan cepat. Dan Dia (ciptakan pula) matahari dan bulan serta bintang-bintang (semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah hanya hak Allah mencipta dan memerintah itu. Maha Suci Allah Tuhan semesta alam". [Al-A'raaf : 54]

Tuhan inilah yang haq disembah. Dalilnya, firman Allah Ta'ala :

"Artinya : Wahai manusia ! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa, (Tuhan) yang telah menjadikan untukmu bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu Dia menghasilkan segala buah-buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengangkat sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui". [Al-Baqarah : 22]

Ibnu Katsir [1] Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Hanya Pencipta segala sesuatu yang ada inilah yang berhak disembah dengan segala macam ibadah".[Lihat Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, (Cairo, Maktabah Dar At-Turats, 1400H) jilid. 1 hal. 57.]

Dan macam-macam ibadah yang diperintah Allah itu, antara lain : Islam (Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji), Iman, Ihsan, Do'a, Khauf (takut), Raja' (pengharapan), Tawakkal, Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas), Khusyu' (tunduk), Khasyyah (takut), Inabah (kembali kepada Allah), Isti'anah (memohon pertolongan), Isti'adzah (meminta perlindungan), Istighatsah (meminta pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), Dzabh (penyembelihan) Nadzar dan macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan olehAllah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Artinya : Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah". [Al-Jinn : 18]

Karena itu barangsiapa yang menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka dia adalah musyrik dan kafir. Firman Allah Ta'ala :

"Artinya : Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada satu dalilpun baginya tentang itu, maka benar-benar balasannya ada pada tuhannya. Sungguh tiada beruntung orang-orang kafir itu". [Al-Mu'minuun :117]

Dalil-dalil macam Ibadah :

[1]. Dalil Do'a.

Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Dan Tuhanmu berfirman : Berdo'alah kamu kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang enggan untuk beribadah kepada-Ku pasti akan masuk neraka dalam keadaan hina-dina". [Ghaafir : 60]

Dan diriwayatkan dalam hadits :

"Artinya : Do'a itu adalah sari ibadah" [2].

[2]. Dalil Khauf (Takut).

Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar orang yang beriman". [Ali 'imran : 175]

[3]. Dalil Raja' (Pengharapan).

Firman AllahTa'ala.
"Artinya : Untuk itu barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhanya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya". [Al-Kahfi : 110]

[4]. Dalil Tawakkal (Berserah Diri).

Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Dan hanya kepada Allah-lah supaya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". [Al-Maa'idah : 23]

"Artinya : Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia-lah yang akan mencukupinya". [Ath-Thalaaq : 3]

[5]. Dalil Raghbah (Penuh Minat), Rahbah (Cemas) dan Khusyu' (Tunduk).

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sesungguhnya mereka itu senantiasa berlomba-lomba dalam (mengerjakan) kebaikan-kebaikan serta mereka berdo'a kepada Kami dengan penuh minat (kepada rahmat Kami) dan cemas (akan siksa Kami), sedang mereka itu selalu tunduk hanya kepada Kami". [Al-Anbiyaa : 90]

[6]. Dalil Khasy-yah (Takut).

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku". [Al-Baqarah : 150]

[7]. Dalil Inabah (Kembali Kepada Allah).

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu serta berserah dirilah kepada-Nya (dengan mentaati perintah-Nya), sebelum datang adzab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat tertolong (lagi)". [Az-Zumar : 54]

[8]. Dalil Isti'anah (Memohon Pertolongan).

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan". [Al-Faatihah : 4]

Dan diriwayatkan dalam hadits.
"Artinya : Apabila kamu memohon pertolongan, maka memohonlah pertolongan kepada Allah". [3]

[9]. Dalil Isti'adzah (Meminta Perlindungan).

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan yang Menguasai subuh". [Al-Falaq : 1]

Dan firman-Nya :
"Artinya : Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Penguasa manusia". [An-Naas : 1-2]

[10]. Dalil Istighatsah (Meminta Pertolongan Untuk Dimenangkan Atau Diselamatkan).

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : (Ingatlah) tatkala kamu meminta pertolongan kepada Tuhanmu untuk dimenangkan (atas kaum musyrikin), lalu diperkenankan-Nya bagimu". [Al-Anfaal : 9]

[11]. Dalil Dzabh (Penyembelihan).

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Katakanlah. Sesungguhnya shalatkku, penyembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam, tiada sesuatu-pun sekutu bagi-Nya. Demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri (kepada-Nya)". [Al-An'am : 162-163]

Dalil dari Sunnah.
"Artinya : Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) bukan karena Allah". [4]

[12]. Dalil Nadzar.

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang siksanya merata di mana-mana". [Al-Insaan : 7]
Read More..

5.02.2008

Soal Suku Banyak

Berikut ini adalah soal – soal Suku banyak yang saya ambil dari soal Ujian Nasional tahun 2000 s.d. 2007


1.Jika f(x) dibagi ( x – 2 ) sisanya 24, sedagkan jika f(x) dibagi dengan ( 2x – 3 ) sisanya 20. Jika f(x) dibagi dengan ( x – 2 ) ( 2x – 3 ) sisanya adalah ….

a. 8x + 8

b. 8x – 8

c. –8x + 8

d. –8x – 8

e. –8x + 6

Soal Ujian Nasional tahun 2007

2. Sisa pembagian suku banyak ( x4 – 4x3 + 3x2 – 2x + 1 ) oleh ( x2 – x – 2 ) adalah ….

a.–6x + 5

b.–6x – 5

c.6x + 5

d.6x – 5

e.6x – 6

Soal Ujian Nasional tahun 2005

3.Suatu suku banyak dibagi ( x – 5) sisanya 13, sedagkan jika dibagi dengan ( x – 1 ) sisanya 5 . Suku banyak tersebut jika dibagi dengan x2 – 6x + 5 sisanya adalah ….

a.2x + 2

b.2x + 3

c.3x + 1

d.3x + 2

e.3x + 3

Soal Ujian Nasional tahun 2004

4.Diketahui ( x + 1 ) salah satu factor dari suku banyak f(x) = 2x4 – 2x3 + px2 – x – 2, salah satu factor yang lain adalah ….

a.x – 2

b.x + 2

c.x – 1

d.x – 3

e.x + 3

Soal Ujian Nasional tahun 2003

5.Jika suku banyak P(x) = 2x4 + ax3 – 3x2 + 5x + b dibagi oleh ( x2 – 1 ) memberi sisa 6x + 5, maka a.b = ….

a. – 6

b.– 3

c.1

d.6

e.8

Soal Ujian Nasional tahun 2002

6.Diketahui suku banyak f(x) jika dibagi ( x + 1) sisanya 8 dan dibagi ( x – 3 ) sisanya 4. Suku banyak q(x) jika dibagi dengan ( x + 1 ) bersisa –9 dan jika dibagi ( x – 3 ) sisanya 15 . Jika h(x) = f(x).q(x), maka sisa pembagian h(x) oleh x2 – 2x – 3 sisanya adalah ….

a.–x + 7

b.6x – 3

c.–6x – 21

d.11x – 13

e.33x – 39

Soal Ujian Nasional tahun 2001

7.Suku banyak 6x3 + 13x2 + qx + 12 mempunyai factor ( 3x – 1 ). Faktor linear yang lain adalah ….

a.2x – 1

b.2x + 3

c.x – 4

d.x + 4

e.x + 2

Soal Ujian Nasional tahun 2001

8Suku banyak P(x) = 3x3 – 4x2 – 6x + k habis dibagi ( x – 2 ). Sisa pembagian P(x) oleh x2 + 2x + 2 adalah ….

a.20x + 24

b.20x – 16

c.32x + 24

d.8x + 24

e.–32x – 16

Soal Ujian Nasional tahun 2000

Kunci Jawaban Suku Banyak

1. A
2. A
3. B
4. A
5. D
6. E
7. D
8. D
9. ?
Read More..